PERPUSTAKAAN DIGITAL INDONESIA
Tunggu Sebentar...
 


× Home Berita Buku Gratis Buku Koleksi Tentang Kami



Membumikan Dialog Liberatif

Satu hal yang patut dicatat dalam perkembangan agama-agama dunia saat ini yakni di mana agama diperhadapkan pada berbagai situasi dan kondisi yang sangat kompleks. Seorang Robert N. Bellah menyebut agama sebagai kekuatan spiritual manusia yang diharapkan mampu menjawab pelbagai persoalan kehidupan masyarakat, seperti: masalah sosial, ekonomi, politik, kemanusiaan, konflik agama, dan sebagainya. Bellah dalam pandangan luasnya menghendaki agar agama tidak hanya berkutat pada aspek eskatologis semata (ritual), tetapi harus berperan aktif dalam membebaskan masyarakat dari belenggu yang membius pemeluknya dalam ‘buaian’ semesta. Dengan jalan ini, diharapkan masyarakat tetap survive untuk membangun dan maju, tanpa harus menjadi permisif, karena selalu terkendali dengan dogma-dogma agama yang kaku. Agama merupakan salah satu pembatas peradaban. Di mana umat manusia hidup dalam kelompok-kelompok peradaban yang berbeda-beda, misalnya: Islam, Budha, Hindu, Kristen, Yahudi, Katolik, Konghucu, dan sebagainya. Klasifikasi spiritual yang berbeda-beda tidak sekedar menjadi ciri dari peradaban itu, melainkan juga mampu mengarahkan setiap penganutnya terlibat dalam konflik kepentingan yang tidak bisa dihindari.  Oleh karena itu, untuk mengantisipasi pecahnya konflik lintas umat beragama perlu dikembangkan upaya-upaya dialog untuk mengeliminir dan menerima perbedaan-perbedaan yang ada. Dialog adalah upaya untuk menjembatani bagaimana benturan bisa dieliminir. Dialog memang bukan tanpa persoalan, misalnya berkenaan dengan standar apa yang harus digunakan untuk mencakup beragam  peradaban yang ada di dunia. Dialog antarumat beragama   merupakan sarana yang efektif menghadapi konflik antarumat beragama. Pentingnya dialog sebagai sarana untuk mencapai kerukunan, karena banyak konflik agama yang anarkis atau melakukan kekerasan. Mereka melakukan pembakaran tempat-tempat ibadah dan bertindak anarki, seperti penjarahan dan perusakan tempat tinggal. Buku “Membumikan Dialog Liberatif” ini hadir bukan hanya sekedar menawarkan dialog antaragama yang merupakan sebuah solusi dan menjadi titik inti dalam perubahan dari kehidupan egosentris ke kehidupan dialogis, karena semua itu akan mengajak diri kita dan orang lain untuk melakukan transformasi agar kita tetap dapat eksis dan terbuka pada orang lain dari dunia yang berbeda. Akan tetapi dialog yang ditawarkan dalam buku ini adalah dialog yang bersifat praksis, artinya dialog antarumat beragama tidak hanya terbatas pada serangkaian gagasan dan konsep yang dirumuskan dari dialog-dialog selama ini, tapi lebih diarahkan pada aksi, seperti yang disebut Farid Esack sebagai solidaritas lintas agama (interreligious solidarity) untuk melawan penindasan dan menegakkan keadilan lintas agama. Pada substansinya dialog liberatif memiliki dasar epistemologi dan tujuan yang sama dengan teologi pembebasan untuk membebaskan umat manusia dari krisis yang dihadapi.

Detil Buku
Jumlah Halaman 138
Penulis Samsi Pomalingo
ISBN 978-602-401-582-4
Tahun Terbit 2018
Penerbit Deepublish
Stok Buku 0 /
Kembali