Tawashow di Pesantren ; Stand Up Comedy Pesantren The Series

Bagaimana jika yang di-"anekdotisasi"-kan adalah kiai-kiai yang kita kenal dekat? Yang kita tahu kehidupan pribadi dan aktifitasnya, baik di tingkat lokal maupun nasional? dalam buku ini, kiai benar-benar ditempatkan selayaknya sebagai manusia biasa. Karenanya, kiai punya sifat-sifat manusiawi yang—kadang-kadang—melampaui “kenakalan” santrinya. Pada suatu saat, kiai nampak begitu 'alim, tawadlu, rendah hati, dan lain-lain, tapi pada saat yang berbeda kiai tampak begitu lucu, lugu, bahkan kekanak-kanakan.TawaShow bisa dimaknai sebagai usaha saling menasehati terhadap hal-hal yang bersifat kebaikan. TawaShow juga bisa dimaknai sebagai suatu cara bagaimana pesantren menertawakan dirinya sendiri. Keduanya, seperti ditunjukkan dalam buku ini, merupakan suatu usaha untuk melihat pesantren dari dimensi yang berbeda; dimensi yang seringkali luput dari pengamatan kita tentang tradisi sastra lisan pesantren. “Dari koleksi anekdot ini dapat disimpulkan betapa dikasihinya para kiai oleh para santri mereka; walaupun ditertawakan, tetapi dalam arti penuh rasa sayang, karena ternyata para ‘orang suci’ ini mempunyai sifat manusiawi juga.” --- Prof. Dr. James Danandjaja, Pakar Folklore, Antropolog Universitas Indonesia