Aku menulis puisi semalaman Ibuku menulis dan merangkap dengan sekali ucapan Aku menulis puisi di lembaran kertas Ibu menulis cinta di benak anak-anaknya Membaca tulisan menghela nafas cukup membuat perasaan dan imajinasiku tak karuan. Untuk membacanya, makhluk perasa sepertiku perlu mengambil jeda, mengatur nafas dan kembali membaca. Bukan karena kalimatnya sulit di mengerti. Sederhana namun penuh dengan makna. Hal inilah yang perlu di garis bawahi juga bahwa menulis puisi tidak harus dengan bahasa tinggi, namun lebih ke bagaimana menyampaikan pesan atau makna ke pembaca dengan sopan dan dapat di terima pembaca dengan baik. Tulisan yang ditulis dengan hati, akan sampai pada hati jua. Terimakasih sudha berpuisi. Saya tunggu puisi-puisi selanjutnya. Tidak hanya satu, tapi seribu. akatalimanitra -Penulis buku ” Baca Buku Ini saat Engkau Patah Hati” Puisi-puisi dalam Ibu Menulis Cinta di Benak Anak-anaknya adalah contoh menguatnya salah satu kecenderungan puisi kontemporer; bahwa puisi pertama-tama dipublikasikan untuk dinikmati oleh sebanyak mungkin manusia, bukan untuk menaikkan status penulisnya menjadi empu cenayang petunjuk transendental yang meraskan segala maslah peradaban. Cep Subhan KM, -Esais
Jumlah Halaman | 119 |
Penulis | Menghela Nafas |
ISBN | 978-623-240-574-5 |
Tahun Terbit | 2022 |
Penerbit | Diandra Kreatif |
Stok Buku | 0 / |