Sulitnya merekrut siswa berminat sekaligus berkompeten pada bidang kimia disebabkan sebagian besar siswa enganggap kimia adalah salah satu pelajaran yang sulit dipahami. Dari aspek cara belajar kimia, pada umumnya siswa cenderung menghapal materi tanpa mengerti dengan baik konsep dasarnya apalagi penerapannya. Keadaan ini juga terjadi dalam proses pembelajaran yang dirancang guru lebih banyak menggunakan metode ceramah ketika menerangkan maupun metode drill ketika berlatih soal tanpa melibatkan peran aktif siswa dalam kelas untuk menggunakan lebih banyak panca inderanya dalam menyerap materi belajar. Metode ceramah membuat siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran. Metode drill membuat siswa lebih lancar dalam mengerjakan berbagai soal-soal namun kurang mengintegrasikan sikap, keterampilan, dan karakter termasuk keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Bukti untuk hal ini adalah iswa hanya dapat mengerjakan soal-soal yang sudah pernah dilatihkan namun sulit mengerjakan soal-soal pengembangan yang memerlukan analisis. Siswa hanya mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan soal- oal. Siswa memiliki paradigma bahwa belajar kimia lebih dominan menghapal rumus dan teori-teori. Keterampilan berpikir siswa sebatas memahami dan menghapal. Padahal menurut teori belajar Ausubel, belajar dengan menghafal tidak akan mengaitkan informasi yang diperoleh dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. Akhirnya pembelajaran kurang berkesan dan bermakna bagi siswa. Pola pengajaran pada umumnya masih tetap cenderung memaksa siswa menerima secara pasif bahanbahan pelajaran yang diberikan. Cara pengajaran masih tetap berupa penjelasan, uraian, pemberian contoh sementara siswa-siswa sendiri lebih menyukai jika mereka diberi kesempatan untuk bebas melakukan percobaan atau menciptakan sesuatu. Proses belajar tidak menantang sehingga minat dan hasil belajar siswa kurang maksimal. Atas dasar hal yang dikemukakan tersebut, jika permasalahan tidak segera diatasi maka siswa berkompeten yang seharusnya bisa berminat pada bidang kimia tidak dapat berkembang potensinya. Sekolah dan guru telah melewatkan kesempatan yang baik yaitu kegiatan seleksi olimpiade sains yang dapat menumbuhkan jiwa kompetisi yang sehat, melatih berpikir kritis dan analitis, mengembangkan karakter, membentuk insan yang berjiwa kompetitif sesuai dengan kebutuhan era global ini, serta meningkatkan citra dan kualitas sekolah di mata publik.
Jumlah Halaman | 95 |
Penulis | Elizabeth Tjahjadarmawan |
ISBN | 978-602-401-545-9 |
Tahun Terbit | 2017 |
Penerbit | Deepublish |
Stok Buku | 0 / |