PERPUSTAKAAN DIGITAL INDONESIA
Tunggu Sebentar...
 


× Home Berita Buku Gratis Buku Koleksi Tentang Kami



Berburu Rente di Pulau Batam Provinsi Istimewa Singapura dan “Negara Bintan”

Merekonstruksi pembangunan Pulau Batam dengan desain yang jelas, terencana dan transparan sebagai bagian dari proses reformasi ekonomi politik dan hukum di Indonesia adalah pesan esensi yang ingin disampaikan buku ini. Sebagai kawasan yang letaknnya diperbatasan dan strategis seharusnya cetak putih (istilah penulis) kebijakan pembangunan disejalankan dengan kondisi riil daerah bersangkutan. Selama ini ketidaksejalanan ini berkonsekuensi pada filosofis pembangunan Pulau Batam yang tidak pernah secara jujur disampaikan ke publik oleh Pemerintah Pusat. (Rumbadi Dale, S.H., M.H., Koresponden Majalah Tempo dan Dosen Universitas Riau Kepulauan, Pulau Batam). Dari judulnya Berburu Rente di Pulau Batam: Provinsi Istimewa Singapura dan Negara Bintan saja kita sudah dapat mencermati bahwa ada sesuatu di sana (buku ini). Yang pasti jika sesuatu ini akan melarutkan kita dalam pemahaman berbeda dalam memandang sebuah pulau di Provinsi Kepri yang pada wujud awalnya bermula dari sebuah kota kecil terabaikan. Sementara saat ini (kota ini), tetap menyebarkan harum mewangi mendatangkan ribuan orang pencari kerja dari seluruh Indonesia. Buku ini mencoba menguak misteri ketakberdayaan para pemimpin di negeri ini mengelola sebuah kawasan industri yang beragam penyebutannya: ada bonded zone, kawasan ekonomi khusus, free trade zone dan entah apa lagi. (Saibansah Dardani, Wartawan Senior dan Sekretaris PWI Provinsi Kepulauan Riau). Secara eskplisit buku ini ingin menggugat pelbagai kebijakan Pemerintah Pusat yang tidak kondusif di kawasan perbatasan yang disebut strategis. Sesungguhnya pesan ensensi yang ingin disampaikan buku ini sudah terungkap jelas, tegas dan tanpa basa-basi bahwa selama ini Pemerintah Pusat tidak memiliki desain kebijakan [cetak biru] dalam membangun kawasan yang berbatasan langsung dengan Singapura ini. Sehingga kita terkesan selalu di bawah bayang-bayang Singapura yang sudah siap segala-galanya (di era MEA saat ini). Adalah sangat wajar jika perkataan kompetisi (bersaing) dengan Singapura selalu untuk dihindari. Buku ini menyadarkan bahwa sudah saatnya tidak malu-malu lagi untuk mengatakan kita ingin belajar sekaligus bersaing dengan Singapura. (Zamzami Abdul Karim, Dosen STISIPOL Raja Haji, Tanjungpinang).

Detil Buku
Jumlah Halaman 195
Penulis Muchid Albintani
ISBN 978-602-401-302-8
Tahun Terbit 2017
Penerbit Deepublish
Stok Buku 0 /
Kembali