Layanan konseling di sekolah masih menghadapi kendala karena guru Bimbingan Konseling (BK) atau Konselor sekolah masih sering dipandang sebagai “polisi sekolah, penegak disiplin atau personil yang akan menghakimi”. Di sisi lain, permasalahan yang dihadapi remaja semakin kompleks dan sebagian besar dari mereka seharusnya mendapatkan layanan konseling yang profesional sehingga masalahnya tidak bertambah parah apalagi sampai menimbulkan penyimpangan perilaku. Siswa bermasalah yang membutuhkan konseling seringkali memiliki kompetensi intrapersonal yang rendah yang ditandai dengan kurangnya self-knowledge yakni rendahnya pemahaman tentang kekuatan dan kelemahan diri, kurangnya self-direction yaitu rendahnya self-confidence, self reliance, ataupun self-control, dan masih lemahnya harga diri (self-esteem) yaitu rendahnya keyakinan untuk memandang diri berguna, dihormati, dicintai, dan disayangi. Lemahnya ketiga kompetensi intrapersonal tersebut, bisa menimbulkan masalah pribadi dan sosial, yang bisa menghambat individu dalam mengembangkan diri secara optimal. Buku ini membahas secara komprehensif kompetensi intrapersonal, aspek-aspeknya, proses pengembangan dan faktor yang mempengaruhi. Dibahas pula bagaimana konseling sebaya dapat dijadikan salah satu alternatif layanan yang akan membantu konselor dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa. Pada buku ini, konseling sebaya dijabarkan mulai dari konsep, hasil kajian tentang riset-riset terkait, perencanaan konseling sebaya, implementasi dan evaluasi terhadap keberhasilan layanan konseling sebaya. Selain itu, dikemukakan secara utuh model konseling sebaya yang bisa dikembangkan guru BK/konselor sekolah.
Jumlah Halaman | XIV+156 |
Penulis | Dr. Erhamwilda, M.Pd. |
ISBN | 978-602-72277-1-2 |
Tahun Terbit | 2015 |
Penerbit | Media Akademi |
Stok Buku | 0 / |