Salah Kaprah (Kontroversi Benar-Salah Bahasa Jawa)

"Buku kecil ini sengaja untuk memberi garis-garis,
yang mungkin benar, setengah benar, agak benar, dan atau
malah membingungkan. Sesuai dengan sub judul buku
ini, kontroversi memang tidak mungkin terelakkan. Siapapun
boleh berkilah, berargumentasi, terutama golongan
sepuh yang sering alot. Begitu pula para priyayi, ada
yang nuwun sewu kemaki, menganggap dirinya yang paling
benar. Melalui kibasan buku ini, setidaknya akan bermuara
ke arah pencerahan kecil. Ada seteguk air mineral di sebuah
belik jauh sana, ketika orang dahaga dengan makna.
Salah kaprah memang hadir dalam medium khas.
“Dia” sering menjadi bahan pergunjingan. “Dia” pula
yang sering muncul sebagai wilayah yang padat, kaya kelakar,
menyimpan memori budaya yang lembut, dan penuh
identitas kejawaan. Sebagai orang yang banyak berkecimpung
dalam masalah bahasa, sastra, dan budaya
seakan-akan kehadiran salah kaprah menjadi “sumber
mata air” yang begitu indah. Bayangkan, jika sesama
pemakai salah kaprah bertemu, kontak, tentu mereka
lebih nikmat. Mereka juga tak sadar kalau yang terucap
sebenarnya salah kaprah.
Untuk memberikan seprihan sebagian salah kaprah,
kami mencoba menghimpun beberapa pemerhati Jawa.
Berkaitan dengan hal ini pula, kami ucapkan terima
kasih atas masukan beberapa tulisan yang kami rangkum,
kepada sahabat Pardi Suratna, yang sekarang telah menjadi
Kepala Balai Bahasa Samarinda. Waktu itu, teman
8
kami ini gigih mengumpulkan bahan halaman demi halaman,
sehingga terkumpul dan kami edit seperlunya. Begitu
pula kepada pepunden saya Ki Rejomulyo, yang
benar-benar mulia, telah mengirimkan file tulisannya.
Beliau cukup cerdas bergumam dengan dunia seni dan
budaya, hingga menemukan salah kaprah."