Entah apa gerangan, hingga Datuk Hitam ngotot untuk menculik Mat Yakin lalu membawanya ke sebuah pulau terpencil, nun di tengah laut sana. Itu adalah suatu tempat di mana emas dan permata bertebaran layaknya kerikil. Sementara itu, Mat Yakin sendiri tak pernah bermimpi menjadi orang hebat, apalagi seorang pendekat nan sakti mandraguna. Namun, Datuk Hitam tak main-main dengan ucapannya. Lalu dengan cara yang amat tak lazim (bukan seperti kisah-kisah terdahulu tatkala seorang guru dan calon murid berhadapan) sang datuk pun menurunkan segala kesaktiannya. Bahkan, senjata pusakanya turut ia wariskan. Namun sayang, di embusan terakhir napasnya, Datuk Hitam juga berwasiat agar Mat Yakin segera terjun ke kancah peperangan yang tengah berkecamuk di Selat Malaka, lalu mati sebagai kesatria. Tentu saja Mat Yakin mengigil sewaktu membayangkan anggota tubuhnya terpisah-pisah dan tercabik-cabik dalam pertempuran yang berdarah-darah tersebut. O, demi Tuhan! Dia belum mau mati muda. Maka alih-alih menunaikan wasiat sang datuk, ia justru bergegas menemukan harta harun yang terpendam di pulau itu. Justru, hal itu semakin menyeretnya ke dalam suatu petualangan yang berujung maut.
Jumlah Halaman | 413 |
Penulis | Richad Kemen |
ISBN | 978-623-240-385-7 |
Tahun Terbit | 2022 |
Penerbit | Diandra Kreatif |
Stok Buku | 0 / |