"Serat Wedhatama aslinya berbentuk puisi (tembang, yang
lengkapnya tersusun dalam 100 (seratus) bait (padha), sedangkan
membacanya dengan cara didendang (Macapat), baik dengan ataupun
tanpa iringan gamelan.
Kitab Wedhatama memiliki mutu sastra yang cukup tinggi,
hingga kini naskah tersebut dimasukkan dalam golongan seni
kesusastraan baik oleh budayawan dalam negeri maupun mancanegara.
Terlebih lagi apabila kita mampu memahami, menghayati, serta
melaksanakan dan mengamalkan ajarannya yang sangat luhur dan
agung tersebut.
Sambil mengenang jasa-jasa beliau di bidang sastra, khususnya
dalam penampilan kembali ajaran yang termaktub dalam Kitab
Wedhatama, pada tahun 1905 Jawa atau 1973 Masehi dengan
dua sengkalan, yang sekaligus mencerminkan kepribadian KGPAA.
Mangkunagoro IV, beserta karya sastranya. Adapun Candrasengkala
untuk tahun 1905 Jawa, berbunyi: “Lunguding Kamukswan
Ambabar Wiji”, sedangkan Suryasengkala untuk tahun 1973 Masehi,
adalah: “Cahyaning Piwulang Ambuka Budi”."
Jumlah Halaman | 96 |
Penulis | Ki Sabdacarakatama |
ISBN | 979-168-220-8 |
Tahun Terbit | 2022 |
Penerbit | Narasi |
Stok Buku | 0 / |