Baik sekolah, madrasah, keluarga, maupun pesantren telah didesak lebih cepat perkembangannya oleh teknologi informasi berbasis internet, android, dan piranti serba digital. Pesantren misalnya, faktual hingga kini eksistensinya senantiasa dibutuhkan oleh masyarakat karena fungsinya sebagai center for excellent dalam ber-tafaqquh fi al-din, khususnya bagi pembentukan karakter dan pembinaan akhlak santri. Meskipun demikian, pesantren kini menghadapi tantangan berat bahwa pendidikan karakter pesantren tidak
otomatis menggaransi proses objektivikasi, implementasi nilai-nilai karakter, dan akhlak oleh alumninya dalam kehidupan nyata di masyarakat. Hal ini karena hubungan antara keduanya tidaklah linier, verbatim, dan aksiomatik. Di tengah derasnya arus industri 4.0 dan era disrupsi tersebut, pesantren salaf ternyata tetap mampu menanamkan nilai-nilai keagamaan yang menjadi ciri khasnya, seperti tawadhu, taat kepada kiai dan agama, ulet, gigih, dan riyadlah. Begitu pula dengan pesantren khalaf yang berbasis kinerja (meritokrasi)
dan kolegial-manajerial bekerja dalam sebuah tim yang solid, kecekatan dalam mengambil keputusan, dan tidak mengandalkan garis keturunan kiai, ternyata tetap bertahan dalam pusaran era digital kontemporer.
Jumlah Halaman | 372 |
Penulis | Prof. Dr. Abd. Rachman Assegaf |
ISBN | 978-623-329-974-9 |
Tahun Terbit | 2022 |
Penerbit | Literasi Nusantara |
Stok Buku | 0 / |