Perjumpaan berbagai macam agama di satu negara tidak memungkinkan salah satu nilai norma agama tersebut digunakan sebagai sumber makna general. Untuk itu, diperlukan makna pengganti sebagai sistem yang dapat menfasilitasinya. Makna pengganti yang dimaksud adalah dengan mempertimbangkan gagasan civil religion. Sebuah gagasan yang dipahami sebagai kesepakatan minimum agama melalui pesan moral dengan menempatkan jargon rah}matan li al-a>lami>n dalam Islam, cinta kasih dalam agama Kristen, anti kekerasan dalam agama Hindu, kesederhanaan dalam Budha dan lain-lain tidak sebagai representasi sebagai jargon teologis statis yang kemudian diterjemahkan menjadi hukum positif. Namun, pembumian norma-norma kolektifnya disadur dari pesan-pesan moral subtansial masing-masing agama. Di sisi lain, keagamaan NU dalam guratan jejak langkahnya banyak menghasilkan fenomena kesejarahan yang sesuai dengan sisi material maupun substansial civil religion. Hal itu terekam dalam epistemis Ahl al-Sunnah wa al-Jama>'ah sebagai teologis keagamaan NU yang menampilkan perpautan organis antara tauhid, fiqh dan tasawuf secara tidak berkeputusan pada gilirannya terbukti mampu mewujudkan universalisasi ajaran-ajaran agama menjadi bahasa etika. Dengan epistemis itu, keagamaan NU mampu merambahkan kakinya di ruang publik dalam semangat kemanusiaan dengan pengejawantahan rah}matan li al-alami>n yang aplikasi etisnya adalah hidup bersama sebagai bangsa dengan misi perdamaian atas semua orang.
Jumlah Halaman | X+106 |
Penulis | Chafid Wahyudi, S. TH. I |
ISBN | 978-602-262-091-4 |
Tahun Terbit | 2013 |
Penerbit | Graha Ilmu |
Stok Buku | 0 / |