"Dewasa ini permintaan terhadap produk cukup dinamis. Kedinamisan permintaan ini berkaitan dengan ketidakpastian kedatangan permintaan, besarnya permintaan, dan variasi dari produk. Peningkatan jumlah permintaan cenderung mengarah pada peningkatan variasi produk, sedangkan jumlah permintaan setiap jenisnya semakin mengecil. Akibat dari kondisi ini adalah sistem manufaktur dituntut untuk mampu melakukan pemrosesan komponen dengan banyak ragam dalam ukuran lot yang relatif kecil. Agar sistem manufaktur mampu melayani kedinamisan permintaan ini, maka sistem manufaktur yang dibentuk harus mempunyai fleksibilitas yang tinggi. Salah satu cara untuk meningkatkan fleksibilitas adalah dengan menyusun tata letak fasilitas (plant layout) yang selalu dapat melakukan penyesuaian dengan perubahan lingkungan sesuai
dengan permintaan dan selera konsumen.
Setiap organisasi dengan dana yang cukup, dapat memperoleh teknologi proses manufaktur yang baru. Atau dengan kata lain, teknologi selalu dapat dibeli. Oleh karena itu, kunci kesuksesan dalam bidang manufaktur adalah dengan membangun suatu perusahaan yang dapat menyediakan produk, pada saat yang dibutuhkan (short throughput-time), dengan kualitas yang terbaik, dengan harga yang serendah mungkin (waste yang sedikit), serta mempunyai fleksibilitas.
Namun, bagi organisasi maupun pihak yang memiliki sistem manufaktur berskala kecil dan menengah, yang tidak mempunyai dana yang cukup untuk membeli teknologi proses manufaktur yang baru, upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki sistem manufaktur yang ada. Alternatif perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan menata kembali tata letak pemesinan yang ada. Penataan tata letak pemesinan dapat menjurus kepada pengelompokan mesin-mesin ke dalam sel dimana setiap sel dapat menghasilkan satu atau lebih part family, yang dikenal dengan istilah teknologi kelompok.
"
Jumlah Halaman | VIII+92 |
Penulis | Nazlina, Mangara T |
ISBN | 978-979-756-739-2 |
Tahun Terbit | 2011 |
Penerbit | Graha Ilmu |
Stok Buku | 0 / |