Banyak fenomena yang membutuhkan literasi, butuh pemahaman total. Saatnya membuka mata. Begitulah kunci literasi yang paling urgen. Membuka mata memungkinkan seseorang membaca mata, membaca batin, dan menafsirkan teks sastra. Membaca mata seseorang jelas butuh literasi. Mata itu cermin hati. Membaca mata, sama halnya sedang membaca hati. Membaca hati, otomatis terkait literasi tingkat tinggi. Membaca, tidak sekedar mencermati huruf, kata, gerakan mata, sinar mata, melain terhubung dengan proyeksi di balik fenomena. Orang yang cerdas daya literasinya, sering mampu membaca batin. Literasi dalam buku ini tidak sekedar urusan membaca dan menulis. Literasi sastra jauh lebih luas. Sastra butuh kecermatan mata. Gerak gerik mata pun sering ditulis, sehingga butuh kompetensi pemahaman. Membaca mata, ibarat orang sedang memahami bacaan. Oleh karena, baik mata maupun bacaan membutuhkan lensa penafsiran. Melalui buku ini, pengaktifan lensa akan dapat dihidupkan. Lensa penafsiran dalam konteks literasi sastra amat terbuka. Penafsiran pasti dibutuhkan dalam literasi sastra.
Jumlah Halaman | XIV + 220 |
Penulis | Prof. Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum. |
ISBN | 978-602-61709-8-9 |
Tahun Terbit | 2017 |
Penerbit | Morfalingua |
Stok Buku | 0 / |