MENGADAPTASI KEDISIPLINANMembaca Dulu, Menulis Kemudian,Sebelum Dibumihanguskan Cicilan

Dalam buku ini, saya menjelaskan hal tersebut dengan cukup detail. Dalam bagian “Inspirasi Membaca”, saya merunut bagaimana sebenarnya inspirasi aktivitas tersebut saya dapatkan dan bagaimana inspirasi tersebut menjadi semacam fondasi saya untuk menekuni dunia kesarjanaan sampai saat ini. Dalam bagian tersebut saya juga melakukan semacam curhatan hati mengenai tidak mudahnya untuk membaca buku, artikel jurnal ataupun tulisan lainnya di tengah banjirnya informasi yang datang ke hadapan kita. Apalagi di tengah iming-iming adanya iklan membaca cepat. Sebaliknya, saya justru menawarkan semacam tradisi kolot dalam membaca, yaitu tekun untuk membaca secara detail dengan memberikan coretan dalam setiap paragraf yang saya baca. Tidak hanya untuk berdialog, cara tersebut justru sebagai bagian dari cara saya mengingat bacaaan sekaligus menguatkan perspektif yang kemudian hari berguna untuk saya baca. Namun, di sini, saya sebutkan membaca tidak hanya buku dan artikel jurnal serius, dengan membaca komik, misalnya, justru bisa memotivasi kita untuk memproyeksikan ingin jadi seperti apa kita ke depan. Ini saya contohkan saat saya membaca komik Chinmi, di mana justru berguna saat saya menjadi akademisi.