Tunggu Sebentar...
 


× Home Berita Buku Gratis Buku Koleksi Tentang Kami



Antara Pulau Run, Manhattan, dan Perjanjian Breda

Yogyakarta, DIGIDO - Apakah Anda tahu Pulau Run? Ada di manakah Pulau Run tersebut? Mungkin belum banyak yang tahu tentang pulau ini, bahkan agak sulit dilacak di peta (atau bahkan tidak ada).

Pulau Run adalah salah satu pulau terkecil di kepulauan Banda. Luasnya hanya 3,2 km kali 1 km. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah.Pada jaman dulu, pulau ini satu-satunya penghasil rempah pala (Myristica fragans).

Lalu, tahukah Anda Pulau Manhattan atau Kota New York? Tentu dari Anda hampir semua mengetahuinya. Kota ini dulunya bernama New Amsterdam, kemudian diubah namanya menjadi New York, sebuah negara bagian di Amerika Serikat. Kota ini dikenal oleh hampir seluruh orang di dunia, karena menjadi kota paling penting bagi perekenomian Amerika Serikat. Dikenal juga sebagai kota dengan gedung-gedung pencakar langit.

Terkahir, apakah Anda mengetahui tentang perjanjian Breda atau Traktat Breda (Breda Treaty)? Perjanjian ini terjadi pada tanggal 31 Juli 1677 antara Inggris dan Belanda. Isinya tentang kesepakatan tukar guling Pulau Run dengan Pulau Manhattan atau New Amsterdam. Pihak Inggris menyerahkan Pulau Run yang pada waktu itu dikuasainya kepada Belanda untuk ditukar dengan Pulau Manhattan yang dikuasai Belanda. Setelah Manhattan dikuasai Inggris, kemudian diubah namanya menjadi New York.

Nilai Pulau Run pada waktu itu sangat strategis karena Pulau Run memiliki rempah pala yang di seluruh dunia hanya ada di Pulau Run. Harga pala sangat mahal pada waktu itu sehingga banyak dicari oleh bangsa-bangsa seluruh dunia.

Pada tahun 2017 lalu, berdasarkan laman kemendikbud, sempat diadakan Peringatan 350 tahun Perjanjian Breda oleh Yayasan Warisan Kebudayaan Banda bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud RI. Menurut Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, “Banda merupakan bagian penting dalam wilayah NKRI yang dalam sejarahnya telah mengubah tatanan dunia sebagai penghasil rempah dan akar budaya maritim Indonesia”.

 

 


Kembali Ke Halaman Utama