DIGIDO - Penempatan Plato sebagai latar filosofis dalam buku ini, menunjukkan kesinambungan wacana epistemologi, juga memperlihatkan pertautan dan tantangan praktis yang dihadapi dunia filsafat. Paparan dalam buku ini mengetengahkan interkoneksi antara filsafat dan pencapaian teknologi yang penerapannya dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Internet yang semakin luas dan menjadi bagian yang tak terlepaskan dalam keseharian pasca abad 21, membuat tinjauan filsafat pengetahuan Plato bisa dijadikan alas dasar untuk mempelajari filsafat atau teknologi lebih lanjut.
Situasi dengan informasi meluber dan lompatan-lompatan ilmu pengetahuan, mendorong manusia melakukan penyelidikan mengenai persoalan-persoalan. Penyelidikan untuk mencari jawaban atas pertanyaan: apa yang dimaksud dengan pengetahuan?
Terdapat banyak dilema yang semestinya diakui juga oleh Plato. Contohnya adalah bagaimana, dalam web, kita membedakan pengetahuan dari sampah serta membedakan kebenaran dari kepalsuan? Selanjutnya, dapatkah dibenarkan manakala epistemologi kini berangkat dari asumsi-asumsi esensial Yunani Kuno? Tidakkah timbulnya perubahan teknologi yang terjadi secara besar-besaran tidak menyebabkan perbedaan lanskap epistimologis? Atau, sebagai alternatif, perlukah kita mencari lagi fenomena-fenomena pengetahuandi abad internet ini?
Buku ini berusaha memaparkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tersaji di atas. Sebuah sketsa argumen filsafat tradisional untuk memberi kerangka berpikirnya. Bukuini juga membahas konteks teknologis, komersial dan politis yang telah menjadikan kajian pengetahuan. Di bagian penutup, secara bersamaan akan menyuguhkan gagasan-gagasan epistemologi tradisional dan teknologi baru untuk mengetahui seberapa jauh disiplin ilmu pengetahuan yang ada harus diubah.
Plato adalah salah satu filsuf yang banyak berbicara tentang teori pengetahuan (epistemologi). Jikadulu Plato, mungkin juga filsuf lain, sibuk memperbandingkan apa yang disebut dengan keyakinan dan pengetahuan, maka menurut penulis adalah betapa beda antara informasi dan pengetahuan ini.
Paparan yang ada dalam buku ini juga akan menggiring kita untuk merenungkan aspek permasalahan semacam ini. Penulis buku ini berpendapat bahwa informasi tidaklah sama dengan pengetahuan. Informasi baru sebatas kumpulan-kumpulan data, sementara pengetahuan adalah informasi yang sudah dibingkai dengan kerangka tertentu. Pengetahuandisarikan sebagai informasi yang sudah dimaknai dan dipakai untuk sebuah kepentingan, seperti halnya ekonomi.
Pengetahuan dasar secara filosofi ini akan menjadi jembatan akan kemajuan sistem informasi (termasuk internet) yang menguasai semua lini kehidupan manusia sekarang. Namun di balik itu, di tengah gempuran arus informasi yang sangat deras, manusia justru disibukkan untuk memfilter informasi. Manusia tak lagi disibukkan untuk mencari dan mengumpulkan informasi seperti abad sebelumnya. Manusia sekarang justru kebingungan untuk memanfaatkan berbagai jenis informasi dan memaknainya.
Plato, filosofi, ilmu pengetahuan, teknologi, serta makna dari informasi adalah sebuah rentang benang merah yang bisa menjadi tali pegangan bagi para pembaca yang ingin menambah rasa ingin tahunya tentang masalah ini. Koneksi di antara tiga bidang utama ini akan menambah perbendaharaan wawasan Anda di abad yang tak terpisahkan dengan lesatan teknologi informasi.
Selamatmembaca… --dgd